Minggu, 10 Januari 2010

ANATOMI TEORI SOSIAL "FUNGSIONAL SOSIAL KONFLIK" LEWIS ALFRED COSER




A. PENGANTAR

Secara umum dapat dideskripsikan bahwa munculnya teori-teori konflik dilatarbelakangi oleh tiga kondisi utama yakni, kondisi sosial politik, kondisi intelektual dan kondisi biografis. Kondisi sosial meliputi dominasi politik, eksploitasi sosial dan perkembangan ekonomi. Kondisi intelektual di antaranya idealisme, naturalisme, paham evolusi sosial dan fragmatis. Sedangkan kondisi biografis mayoritas berasal dari kelas bawah, mengalami pendidikan pada masa pencerahan kemudian karir politik dan akademik. Dari kondisi-kondisi ini lalu muncul beberapa tipologi teori konflik dalam perkembangan selanjutnya. Di antara teori konflik tersebut dapat dipetakan menjadi teori konflik materialistik, evolusioner serta model sistemik dan naturalistik.

Teori konflik berbeda dengan teori konsensus tidak hanya karena teori konflik tertarik pada kemudahan terdistribusi secara tidak setara dalam masyarakat menstrukturkan prilaku, tetapi juga karena teori-teori ini tertarik pada konflik, bukan konsensus inheren dalam masyarakat tersebut .

Teori tentang fungsi sosial konflik adalah salah satu teori konflik yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1956 melalui karya Lewis Coser yang diangkat dari desertasi doktoralnya. Teori konflik dari Coser ini diposisikan sebagai teori konflik modern yang bersifat naturalis. Coser lebih memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi konflik yang membawa penyesuaian sosial yang lebih baik daripada menyoroti disfungsional konflik sebagaimana teoritisi struktural fungsional sebelumnya. Ia juga mendasarkan karyanya pada gagasan terdahulu yang dikembangkan oleh Simmel yakni, berdasarkan analogi organik .

Dalam karyanya, Coser bertujuan mengklarifikasi dan mengkonsolidasi skema konsep yang berhubungan dengan data konflik sosial, lebih fokus pada fungsi daripada gangguan fungsi konflik sosial dengan konsekuensi bahwa konflik sosial itu sebagai faktor meningkatnya adaptasi sosial. Coser yang memiliki nama lengkap Alfred Lewis Coser. Dilahirkan dalam sebuah keluarga borjuis Yahudi pada 27 November 1913, di Berlin Jerman. Lahir dari pasangan Martin (seorang bankir) dan Margarett (Fellow) Coser .

Coser memiliki pandangan bahwa konflik dalam masyarakat merupakan peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial. Tidak adanya konflik dalam suatu masyarakat tidak dapat dianggap sebagai petunjuk kekuatan dan stabilitas hubungan sosial masyarakatnya. Perkembangan konflik dalam masyarakat bukanlah merupakan indikator utama dan tunggal untuk mengatakan bahwa stabilitas sosial dari masyarakat itu telah tercapai. Konflik dalam pandangan Coser adalah perjuangan atas nilai-nilai dan menuntut status yang langkah, kekuasaan, dan sumber yang menetralisasikan tujuan-tujuan lawan untuk melukai atau mengeliminasi lawan-lawan mereka.

Ketika fungsionalisme merupakan orientasi teoritis yang dominan dalam sosiologi Amerika, Coser memulai pendekatannya dengan suatu kecaman terhadap tekanan pada nilai atau konsensus normatif, keteraturan dan keselarasan. Dia mengemukakan bahwa proses konflik dipandang dan diperlakukan sebagai sesuatu yang mengacaukan atau disfungsional terhadap keseimbangan sistem secara keseluruhan .

Buku Coser's eklektik mencerminkan pendekatan sosiologi. Dia melekat erat, tapi tidak sepenuhnya untuk beberapa pendekatan sosiologis. Coser tertarik pada analisis fungsional dan sangat dipengaruhi oleh Parsons 'Struktur Aksi Sosial, tetapi ia juga tidak dapat melepaskan pengaruh gagasan terdahulu yang dikembangkan Simmel. Dengan demikian Fungsi Konflik Sosial adalah upaya untuk menerapkan dua mazhab pemikiran yang berbeda untuk studi sosiologis. Apakah konflik sosial bermanfaat untuk adaptasi internal atau tidak tergantung pada jenis masalahnya dan juga pada jenis struktur sosial di mana masalah itu terjadi.

Untuk memahami lebih jauh pikiran-pikiran Coser terhadap fungsional konflik, terlebih dahulu akan dideskripsikan fungsi konflik sosial dengan 14 tahapan pendekatan anatomi teori. Dari deskripsi tersebut selanjutnya akan diuraikan analisis sebagai telaah kritis secara teoritik terhadap pengembangan pemikiran Coser yang dituangkan dalam teori fungsi konflik sosial.



B. ANATOMI TEORI FUNGSI KONFLIK SOSIAL LEWIS COSER

1. Latar Belakang Munculnya Teori Fungsi Sosial Konflik

Tahun 1956, tiga tahun sebelum diterbitkannya buku Dahrendorf edisi bahasa Inggris yakni, Class Conflict in Industrial Society, sosiolog Amerika Lewis Coser menerbitkan buku berjudul The functions of Sosial Conflict. Latar belakang munculnya pemikiran Coser tentang fungsi konflik sosial dapat dijelaskan dengan melihat kondisi inlektual, sosial dan politik pada saat itu. Kondisi intelektual adalah respon Coser atas dominasi pemikiran fungsionalisme yang merupakan orientasi teoritis dominan dalam sosiologi Amerika pada pertengahan tahun 1950 .

Coser memulai pendekatannya dengan suatu kecaman terhadap tekanan pada nilai atau konsensus normatif, ketaruran dan keselarasan. Dia mengemukakan bahwa proses konflik dipandang dan diperlakukan sebagai sesuatu yang mengacaukan atau disfungsional terhadap keseimbangan sistem secara keseluruhan. Padahal dalam pandangan Coser konflik tidak serta-merta merusakkan, berkonotasi disfungsional, disintegrasi ataupun patologis untuk sistem dimana konflik itu terjadi melainkan bahwa konflik itu dapat mempunyai konsekuensi-konsekuensi positif untuk menguntungkan sistem itu.

Adapun kondisi sosial politik pada saat Coser memunculkan teori fungsi konflik sosial ini adalah masih kuatnya pengaruh Anti-Semitisme atau prasangka rasialisme, perang antar bangsa yang sering merangsang nasionalisme dan semangat patriotisme yang tinggi, pengurangan kebebasan dari orang Amerika-Jepang di Amerika Serikat dan berbagai konflik-konflik lainnya yang ikut manjadi kajian analisis Coser khususnya konflik antar kelompok dan solidaritas kelompok dalam. Coser tidak ragu-ragu untuk menulis kritis tentang politik dan keadaan moral masyarakat. Sebagai reaksi terhadap intoleransi dari McCarthy pada 1950-an, ia dan teman Irving Howe menciptakan anti kemapanan radikal lewat jurnal Dissent, yang diterbitkan secara berkala dalam publikasi jurnal .


2. Fenomena Sosial yang Melahirkan Teori Fungsi Sosial Konflik

Pertengahan tahun 1950, saat Coser menulis teori fungsional konflik sosial, Coser sebenarnya telah melewati dan memasuki beberapa rana konflik seperti saat kajian Coser disela oleh Perang Dunia II ketika ia ditahan polisi Perancis dan dikirim ke kamp konsentrasi. Setelah dibebaskan, ia berhasil mendapatkan salah satu dari visa masuk Amerika terakhir yang dikeluarkan ke pengungsi Jerman sebelum perang dimulai, dan pada tahun 1941, ia naik kapal menuju New York City tempat dimana dia melanjutkan kajian dan menerbitkan teori fungsi sosial konflik.

Pada kenyataannya, pada tahun 1941 sampai dengan 1951 Coser lebih banyak waktunya dihabiskan di Columbia University baik sebagai mahasiswa pascasarjana maupun sebagai pengajar sampai akhirnya menjadi Professor Sosiologi. Beberapa fenomena menarik dalam kehidupan Coser pada masa-masa awal penulisan teori fungsional konflik sosial adalah keterlibatan Coser secara aktif menulis kritik-kritik sosial sebagai reaksi intoleransi dari McCarthy pada 1950-an, ia dan teman Irving Howe menciptakan anti kemapanan radikal lewat jurnal Dissent. Dia menulis dalam otobiografinya kontribusi Sociological Lives (1988)


3. Pemikiran politik dan atau teori sosial yang mempengaruhi Fungsi Sosial Konflik

Umumnya analisa Coser mengenai fungsi konflik sosial dapat dipandang sebagai suatu alternatif terhadap persepektif-persepektif teori konflik radikal yang diinspirasi pandangan Marxis. Selama lebih dua puluh tahun Lewis A Coser tetap terikat pada model sosiologi dengan tekanan pada struktur sosial. Pada saat yang sama dia menunjukkan bahwa model tersebut selalu mengabaikan studi tentang konflik sosial. Coser mengungkapkan komitmennya pada kemungkinan menyatukan pendekatan fungsional struktural versus teori konflik. Dengan demikian dapat ditelusuri bahwa pemikir struktural fungsional konflik memiliki andil atau kontribusi dalam karya Coser.

Pada bab awal bukunya tentang fungsi sosial konflik, Coser menyatakan pemahamannya tentang konflik dengan mengutif Albion Small dan George E. Vincen ketika menulis, “Sosiologi dilahirkan dalam semangat modern untuk memperbaiki masyarakat” . Coser memilih menunjukkan berbagai sumbangan konflik yang secara potensial positif untuk membentuk serta mempertahankan struktur. Coser membangun pernyataan-pernyataannya tentang konflik sosial terutama melalui kepercayaanya pada ahli sosiologi George Simmel. Dalam rangka menyusun teori konflik sosial, Coser mengeksplorasi ide-ide yang dinyatakan oleh George Simmel dalam karya klasik, Konflik. Esai ini menganalisis konflik dalam hal proses interaktif dan menggambarkan konflik sebagai "suatu bentuk sosialisasi.

Walaupun kadang-kadang Coser ditempatkan di dalam satu paradigma yang berbeda dari paradigma kaum fungsional struktural lainnya, tetapi lewat kajian cermat atas karyanya terlihat bahwa dia tetap memiliki komitmen dengan pandangan teoritis utama terhadap teori konflik. Coser tetap menganggap bahwa teori konflik adalah teori parsial daripada sebagai pendekatan yang dapat menjelaskan seluruh realitas sosial. Lewis Coser mencoba membimbing perhatian kaum fungsionalis kepada proses konflik sosial dan menyatukannya ke dalam analisa kaum fungsionalis.

Coser mendasarkan analisanya dalam The Functions of Social Conflict pada ide-ide Simmel bahwa konflik merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang dasar, dan bahwa proses konflik dihubungkan dengan bentuk-bentuk alternatif seperti kerjasama. Coser bukan tidak setuju dengan tekanan Parson pada tingkat analisa sistem sosial, juga tidak sepenuhnya mengikuti Simmel bahwa analisa sosial harus dipusatkan terutama pada bentuk-bentuk interaksi. Coser pada prinsipnya memiliki pandangan utama bahwa konflik tidak harus merusakkan atau bersifat disfungsional .

4. Latar Belakang Pribadi Lewis A Coser
Lewis A Coser dilahirkan dalam sebuah keluarga borjuis Yahudi pada 27 November 1913, di Berlin, Jerman. Lewis Coser memberontak melawan atas kehidupan kelas menengah yang diberikan kepadanya oleh orang tuanya, Martin (seorang bankir) dan Margarete (Fehlow) Coser. Pada masa remajanya ia sudah bergabung dengan gerakan sosialis dan meskipun bukan murid yang luar biasa dan tidak rajin sekolah tetapi ia tetap membaca voluminously sendiri.

Ketika Hitler berkuasa di Jerman, Coser melarikan diri ke Paris, tempat ia bekerja serabutan untuk mempertahankan eksistensi dirinya. Ia menjadi aktif dalam gerakan sosialis, bergabung dengan beberapa kelompok-kelompok radikal, termasuk organisasi Trotskyis yang disebut "The Spark." Pada tahun 1936, ia akhirnya mampu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, menjadi seorang ahli statistik untuk perusahaan broker Amerika. Dia juga terdaftar di Sorbonne sebagai mahasiswa sastra komparatif tetapi kemudian mengubah fokus untuk sosiologi.

Pada tahun 1942 ia menikah Rose Laub; mereka punya dua anak, Ellen dan Steven. Pada tahun 1948, setelah periode singkat sebagai mahasiswa pascasarjana di Columbia University, Coser menerima posisi sebagai tenaga pengajar ilmu sosial di Universitas Chicago. Pada tahun yang sama, ia menjadi warga negara AS naturalisasi. Pada tahun 1950, ia kembali ke Universitas Columbia sekali lagi untuk melanjutkan studinya, menerima gelar doktor pada tahun 1954. Ia diminta oleh Brandeis University di Waltham, Massachusetts pada tahun 1951. Pertama sebagai seorang dosen dan kemudian sebagai profesor sosiologi. Dia tetap di Brandeis, yang dianggap sebagai surga bagi kaum liberal, sampai 1968. Buku Coser tentang Fungsi Konflik Sosial adalah hasil dari disertasi doktoralnya. Karya-karya lainnya antara lain adalah; Partai Komunis Amerika: A Critical History (1957), Men of Ideas (1965), Continues in the Study of Sosial Conflict (1967), Master of Sosiological Thought (1971) dan beberapa buku lainnya disamping sebagai editor maupun distributor publikasi. Coser meninggal pada tanggal 8 Juli 2003, di Cambridge, Massachusetts dalam usia 89 tahun.

5. Pertanyaan Teoritik yang Diajukan dalam Fungsi Konflik Sosial
Kemunculan teori fungsional konflik sosial memang tidak dapat dilepaskan dengan pertanyaan-pertanyaan teoritik yang melatarbelakangi munculnya teori fungsi konflik sosial. Awalnya, dalam perkembangan teori-teori sosial di Amerika era pertengahan abad sembilan belas masih terus didominasi oleh pemikiran struktural fungsional. Coser pun sebenarnya tetap tidak dapat melepaskan sepenuhnya kerangka berpikir struktur fungsional dalam membangun gagasan-gagasannya tentang fungsi konflik sosial. Setidaknya pertanyaan teoritik yang diajukan Coser dalam melahirkan teori fungsional konflik sosial melalui kritik Coser terhadap teoritisi pandahulunya memperlihatkan bahwa analisa Coser tetap berada pada struktur dan interaksi sosial sekalipun perhatian utamanya tetap pada konflik.

Coser menyatakan bahwa konflik sosial seringkali diabaikan oleh para ahli sosiologi, karena mereka cenderung menekankan pada sisi yang negatif atau terpecah belah. Coser ingin memperbaiki dengan cara menekankan pada sisi konflik yang positif yakni dengan mengajukan pertanyaan teoritik, “bagaimana konflik itu dapat memberi sumbangan pada ketahanan dan adaptasi dari kelompok, interaksi dan sistem sosial” . Coser juga mengambil pembahasan dari Simmel, mengembangkan proposisi dan memperluas konsep Simmel tersebut dalam menggambarkan kondisi-kondisi di mana konflik secara positif membantu struktur sosial dan bila secara negatif akan memperlemah kerangka masyarakat .

Pertanyaan inilah kemudian dikembangkan untuk melihat beberapa aspek konflik dalam struktur sosial seperti konflik antar kelompok dan solidaritas kelompok-dalam, konflik dan solidaritas dalam kelompok, konsekuensi dipendamnya konflik, ikatan konflik dan pemeliharaan fungsi-fungsi konflik sosial, katup penyelamat, konflik realistis dan non realistis serta permusuhan dalam hubungan-hubungan sosial yang intim.


6. Penjelasan dari Teori Fungsi Sosial Konflik
alam karyanya, Coser bertujuan mengklarifikasi dan mengkondolidasi skema konsep yang berhubungan dengan data konflik sosial, lebih memfokuskan kepada fungsi daripada disfungsi sosial. Teori fungsi sosial konflik menjelaskan beberapa hal di antaranya adalah:

a. Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial.

b. Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.

c. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindungi agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya.

d. Katup penyelamat (savety-valve) ialah salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial.

e. Bila segala sesuatu dianggap sama, konflik antara dua orang yang saling kenal akan kurang tajam bila dibandingkan dengan konflik antara suami dan istri .



7. Kata-kata Kunci

Kata kunci dalam teori fungsi konflik sosial Coser adalah;

a. Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial.

Key words: Struktur sosial, konflik

b. Fungsi sosial konflik adalah dapat berfungsi menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.

Key words: Fungsi sosial konflik

c. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindungi agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya.

Key words: Fungsi sosial konflik

a. Katup penyelamat (savety-valve) ialah salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial.
Key words: Katup penyelamat, konflik sosial

8. Jenis Realitas dalam Teori Fungsi Konflik Sosial
Bagi Coser dalam menjelaskan teori fungsi konflik sosial ditegaskan bahwa realitas bukan merupakan realitas subyektif seperti rumusan Charles Horton Cooley atau george Herbert Mead, tetapi realitas obyektif seperti yang dimaksudkan oleh Durkheim dan kaum fungsional lainnya. Jelas bagi Coser maupun kaum fungsionalisme struktural bahwa struktur sosial ada di dalam dirinya sendiri dan bergerak sebagai kendala. Dengan demikian, jenis realitas dalam teori konflik sosial adalah realitas obyektif.

9. Lingkup Realitas Sosial dalam Teori Fungsional Konflik Sosial
Sebagaimana dalam tradisi Durkheim yang menekankan bahwa untuk menjelaskan fakta sosial, sosiologi harus menggunakan fakta-fakta sosial lainnya. Coser mengetengahkan kebutuhan teori sosiologis yang menggunakan indikator obyektif untuk menjelaskan realitas sosial. Sumbangan Coser terhadap teori tetap terikat pada tradisi fungsional yang lebih fokus pada realitas obyektif di tingkat makro. Hal ini dapat dilihat dari asumsi-asumsi dasar tentang manusia dan masyarakat yang implisit tercakup dalam teorinya.

Realitas lain yang dapat digambarkan mengenai teori fungsional konflik sosial dari Coser adalah kajian tentang model manusia yang oleh Coser dipandang berada di luar bidang psikologi sosial dan sebenarnya justru lebih dekat dengan kubu sosiologi tradisonal. Manusia bukan merupakan sukma bebas yang dapat melakukan segala yang diinginkannya, melainkan dihambat oleh lembaga-lembanga sosial di mana mereka berada.

10. Lokus Aktor yang Otonom dalam Fungsional Konflik Sosial
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu bahwa Coser ketika memahami manusia, bukanlah merupakan sukma bebas yang melakukan segala yang diinginkan. Hal ini menindikasikan dengan kuat bahwa lokus aktor yang otonom tidak melekat pada individu-individu melainkan dihambat oleh lembaga-lembaga sosial dimana mereka berada.

11. Lokus Penjelasan yang Otonom dalam Fungsional Konflik Sosial
Coser menjelaskan teori fungsional konflik sosial dengan memberikan argumentasi bahwa ketika kebebasan manusia terkendala oleh lembaga-lembaga sosial di mana mereka berada, sebenarnya ia juga tengah menunjukkan lokus penjelasan otonom teori ini. Dengan demikian, menurutnya, orang akan dihambat oleh kekuatan struktur sosial yang membatasi kebebasan dan kreativitasnya. Coser mengatakan dalam pengantar karyanya; “Sebagaimana pertumbuhan species binatang yang hanya tumbuh dalam lingkungan yang menunjang pertumbuhan itu, maka manusia berkembang hanya jika mereka berhadapan dengan kerangka institusional yang menopangnya.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lokus realitas teori fungsional konflik sosial yang dikemukakan oleh Coser adalah berada pada lokus struktur sosial atau masyarakat dan bukan pada lokus mind yang lebih khusus memperhatikan interaksi manusia sampai kepada tingkat mikro. Meski demikian, tentu juga dapat dikatakan bahwa tidak ada satu teori yang sepenuhnya meninggalkan mind untuk menjelaskan hal-hal utama dalam kajiannya sekalipun bukan pada focus utama.

12. Asumsi tentang Individu dan Masyarakat yang Mendasari Teori Fungsional Konflik Sosial
Dalam bukunya Master of Sosiological Thought, Coser menggunakan kerangka sosiologi pengetahuan yang mengaitkan pemikiran dengan lingkungan kultural yang lebih luas dan lebih personal. Coser menunjukkan bagaimana karya teoritisi berkaitan dengan konteks histori serta sejarah kehidupan pribadi mereka . Yang ingin dijelaskan adalah bahwa teori fungsi konflik sosial mengasumsikan individu berada pada posisi yang tidak sepenuhnya otonom dalam hal tindakan sosial. Termasuk konflik sosial, pada tingkatannya paling umum tentu mempertimbangkan masyarakat sebagai suatu bentuk yang mejemuk dan memiliki kepentingan yang saling bertentangan.

Masyarakat dalam perspektif teori ini sebagaimana struktur sosial dan institusi sosial lainnya, mampu menentukan arah tindakan yang menguntungkan sistem secara keseluruhan atau tidak, sedangkan individu justru kebalikannya. Konflik dapat secara positif fungsional sejauh ia memperkuat kelompok dan secara negatif fungsional sejauh ia bergerak melawan struktur.

13. Metodologi yang Digunakan
Metodologi yang digunakan Coser dalam teori fungsional konflik sosial adalah menggunakan masyarakat, kelompok atau struktur sosial sebagai sumber informasi. Individu hanya ditempatkan sebatas responden tetapi bukan subyek. Manusia dilihat sebagai produk masyarakat atau internalisasi dari masyarakat. Metode Coser terdiri atas ide dasar dari teori konflik sosial yang berhubungan dengan penemuan lain dari sebuah teori atau sifat dasar empiris.

14. Bias Nilai, Kepentingan Ekonomi dan Politik yang Terkandung dalam Teori Fungsi Konflik Sosial
Meskipun Coser berusaha untuk tetap netral-nilai dalam studi sosiologis dan tulisan-tulisannya, Coser tidak ragu-ragu untuk menulis kritis tentang politik dan keadaan moral masyarakat. Sebagai reaksi terhadap intoleransi dari McCarthy pada 1950-an, ia dan temannya Irving Howe menciptakan anti kemapanan radikal yang dipublikasikan dalam jurnal Dissent, yang tetap dalam publikasi.

Susasana politik dan pergerakan sosial di era pertengahan tahun 1950-an, sedikit banyak berpengaruh dalam pengembangan teori fungsi konflik sosial yang dikemukakan Coser. Sebagaimana Coser yakini dalam karyanya Master of Sosiological Thought , Ia pun tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dari pengaruh historis, politik dan kultur saat itu. Pertentangan dan konflik terjadi di berbagai belahan dunia dan cenderung memunculkan kembali identitas kultural, etnitisitas bahkan agama membawa dampak terhadap pribadi Coser.

Teori fungsi sosial konflik yang dikemukakan Coser ternyata lepas dari penetrasi pandangan Simmel sekalipun orang dapat melihat bahwa rumusan Simmel banyak memberi sumbangan terhadap ide-ide Coser.








DAFTAR PUSTAKA



Coser A Lewis, The Fungtions of Sosial Conflict, New York, USA, The Free Press, 1956

__________. Men of Idea: A Sociologist’s View, New York, The Free Press, 1970.

Jhonson, Doyle Paul, Sociological Theory: Classical Founders and Contemporary Perspective, Robert MZ Lawang (pentj.), jilid I, Jakarta, PT. Gramedia, 1986.

Jones Pip, Pengantar Teori-teori Sosial: Dari Teori Fungsionalisme hingga Post-Modernisme, Ahmad F (pentj.), Yayasan Obor Indonesia, 2009.

Kinloch C Graham, Sociological Theory: Its Development and Mayor Paradigms, Dadang Kahmad (ed.),edisi I, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2005.

Poloma Margaret M, Sosiologi Kontemporer, Yasogama tim (terj.) Jakarta, PT. RajaGarfindo Persada, 2000.

Zeitlin M Irving, Memahami Kembali Sosiologi, Sunyoto (peny.), Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1998.

http://www.bookrags.com/biography/lewis-alfred-coser-soc

http://www.crinfo.org/booksummary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar